15 July 2007

ROMANTIKA TAWANG JAYA

Memenuhi undangan PCSC Jabodetabek dalam rangka acara 4 mata, Senin (9/7) anak2 PCSC Semarang bertolak menuju ibukota. Rombongan kecil ini semakin kecil lagi karena dipecah menjadi 2 lagi. Terlintas nama Bonek kelas II dan Bonek kelas III. Bonek kelas III adalah mereka yang berangkat dari stasiun Tawang dengan menggunakan kereta Senja Utama, sementara Bonek kelas II adalah mereka yang berdesak2an dikereta Tawang Jaya. (Cat : Bagi kita bonek kelas I adalah yang benar2 bonek alias yang nongkrong diatap kereta atau nebeng kereta barang). Aku sendiri tergabung di Tawang Jaya.

Seperti yang sudah diduga, kereta rakyat ini akan dipenuhi oleh orang2 yang sebagian diantaranya mengadu nasib dan merasakan kerasnya hidup di Ibukota. Sampai di Stasiun Poncol jam 18.30, para bonek kelas II masih harus dihadapkan dengan tiket yang bermasalah walaupun pada akhirnya setelah mengurus selama 15 menit masalah terselesaikan.

Suasana kereta sendiri sudah penuh sesak, di pintu2 sudah banyak yang duduk karena tidak kebagian tiket duduk. Rombongan bonek kelas II yang terdiri dari Aku, Ciku, Batman dan 2 teman Batman kembali harus berpisah dan sedikit adu argument untuk mengusir (jahat yoo…lha tiketku ono nomer bangkune koq) mereka yang sudah menduduki bangku yang sebenarnya juga bukan jatah dari para bonek kelas II ini.

Tepat pukul 19.00, rangkaian gerbong tawang jaya pun bertolak menuju ibukota. Toserba berjalan terus menerus hilir mudik menawarkan dagangannya. Aku pun gak kuatir kelaparan atau kehausan. Tinggal panggil aja selesai. Namun ada sedikit hambatan buatku pribadi. Sebelum berangkat aku tidak sempat “nyemprot”, walhasil daripada makan minum sambil ngempet mending ditahan2.

Untung aja ada hiburan dari toserba berjalan itu. Orang2 tua, muda, laki, perempuan, dewasa, anak2 saling berebut untuk mengais rejeki diatas kereta rakyat tersebut. Hilir mudik melewati penumpang tiket berdiri yang sudah kelelahan dan berbaring dilantai kereta beralaskan “springbed” ber merk meteor atau suara merdeka sembari meneriakkan dagangannya.

Nasi goring anget 2000…

Aqua dingin…Mizone…

Tahu...

Oleh oleh…Wingko babat…

Batik…batik…

Dan masih banyak lagi lainnya yang tidak akan ditemui di kereta yang lebih berkelas dan beradab. Kalo udah gini yang terlintas dikepala hanya “susah yah cari uang ?” dan jeritan “Pak SBY mbok sekali2 naik kereta gini ben ngerasake kesulitan rakyatnya”

Kereta melaju sangat kencang, didalam gerbong aku dan Ciku menanti dibalap kereta rombongan bonek kelas III namun tak kunjung lewat juga. Setiap x kereta rakyat ini berhenti untuk memberi kesempatan lewat bagi kereta berkelas, itu selalu dari arah yang berlawanan. Sampai akhirnya tepat pukul 00.00, kereta rakyat yang aku tumpangi berhenti di stasiun Cirebon.

Tak tahan lagi dan juga memperhitungkan kebiasaan berhenti lama dari kereta rakyat ini distasiun Cirebon, aku pun nekad keluar untuk “nyemprot”. Dan walaupun jarak sampai pintu hanya 10 m, namun akibat banyaknya gundukan manusia, perjalanan sampai pintu pun harus dilalui dengan penuh perjuangan.

Tadinya setelah menuntaskan hasrat, aku pengen duduk2 dulu diluar. Tapi instingku menyuruh untuk segera naik. Dan ternyata belum sampai ketempat duduk, kereta sudah berjalan lagi. Perutku langsung berontak minta diisi, namun dasar apes, hilir mudik toserba berjalan tadi menghilang di stasiun Cirebon. Untung penumpang didepanku baik hati memberikan kue lapis bawaannya (walau sempat curiga juga takut ada biusnya) buat ganjel perut. Lumayan…Jadi berpikir juga sih, di kereta rakyat perasaan senasib membuat kita walau tak saling kenal guyub rukun saling berbagi. Sayangnya hal ini dimanfaatkan oleh orang2 tak bertanggung jawab untuk menguras korbannya dengan memberikan makanan yang sudah diberi bius.

Selasa (10/7) pukul 02.45 WIB, kereta rakyat bernama Tawang Jaya itupun tiba di Stasiun Jatinegara. Perjalanan penuh romantika itupun berakhir. Bahkan saat pulang dengan menggunakan Senja Utama, suasananya jauh berbeda bahkan cenderung hambar. Walhasil perjalanan pulang Semarang hanya diisi dengan tidur pulas sampai nyaris bablas di Stasiun Tawang.

05 July 2007

MISTERI SIGAR BENCAH

Sepulang dari liputan di Bandungan, 2 wartawan PSIS-FC.com nyaris meregang nyawa di kawasan Sigar Bencah, Semarang. Berangkat dengan kondisi motor yang remnya parah, demi tugas mereka nekad uji nyali melewati turunan-turunan mesra disepanjang jalur Semarang (Klipang)-Bandungan-Semarang (Klipang).

Puncaknya saat lepas magrib, tiba2 rem motor blong saat melibas turunan tajam di kawasan Sigar Bencah yang terkenal angker itu. Motor pun meluncur kencang dan tak terkendali. Sambil berusaha untuk tidak panic, baik pengemudi maupun penumpang berusaha menggunakan cara manual untuk menghentikan laju kendaraan. Cara manual itu adalah dengan model mengerem sepeda yakni menggesekkan kaki di aspal. Alhamdulillah setelah berjuang sejauh 300 m, motor bisa terkendali lagi. Sepanjang perjuangan itu sang pengemudi sudah mikir sing ora-ora sembari komat kamit berdoa diselingi teriakan –teriakan mempompa semangat penumpang yang kabarnya sempat kram untuk menginjak sandal pengemudi lebih dalam lagi agar laju kendaraan bisa terkendali.

Dengan muka yang pucat dan alas kaki yang jebol akibat bergesekan dengan aspal, perjalanan dilanjutkan lagi namun dengan kecepatan maksimal 10 km/jam dan super sangat berhati-hati saat melewati jalan menurun.

Anehnya, walaupun sedikit lepas dari Sigar Bencah, rem berfungsi kembali. Sembari merinding sang pengemudi mengemukakan ini ke sang penumpang dan sang penumpangpun hanya terdiam. Sigar Bencah memang menyimpan misteri dan sang pengemudi yang awalnya tidak percaya dengan hal-hal aneh begitu dipaksa untuk percaya walau tidak 100 %.

Alhamdulillah, Tuhan masih kasih kesempatan buat sang pengemudi dan penumpang untuk bertobat dan lebih dekat lagi kepada-Nya.

Tulisan ini dibuat bukan karena mau show off tapi sekedar berbagi kalau jadi wartawan PSIS-FC itu tidak seenak yang dibayangkan. Siapa bilang akibat dekat dengan manajemen kita bisa “seenaknya”. Kalo bisa begitu, tentunya dengan kondisi kedua motor yang parah kita bisa saja meminjam mobil di kantor PSIS. Tapi kita tahu diri untuk tidak bersikap oportunis dengan memanfaatkan profesi yang kita sandang SECARA RESMI bukan sekedar MENGAKU-NGAKU untuk kepentingan pribadi.

Semarang, 6 Juli 2007

Satrio

12 January 2007

WARNA WARNI

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar semua menganggap dirinyalah yang terbaik, yang paling penting, yang paling bermanfaat, yang paling disukai. .

HIJAU berkata: Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan harapan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku mayoritas... .

BIRU menginterupsi: Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa... .

KUNING cekikikan: Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan kehangatan bagi dunia. matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan.. . .

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang. .

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy... .

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu: Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja dan Pemimpin memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku.. . .

Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adanya aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin.

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan. .

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara: WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!

Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata: Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian. .

PELANGI adalah pertanda Harapan hari esok. Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain. .

MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK. KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA. DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ...

TOUR DE PURWODADI

Rasanya sudah lama sekali aku tidak touring nonton sepakbola keluar kota. Terakhir dengan motor adalah saat PSIS vs Persija tahun 2005 di Jatidiri (lha aku dari Yogya koq). Kalo dengan kereta terakhir menuju ke Madiun, saat menyaksikan PSIS vs Persekabpas. Kemaren kesempatan itu datang lagi, walaupun hanya berlabel ujicoba namun sebagai pemanasan, tour de Purwodadi sudah cukup mumpuni.

Janjian berangkat dengan TJ jam 08.00 sempat molor hampir 1 jam gara2 TJ kebingungan nyari rumahku. Sempat PD banget dengan enggan telepon, akhirnya beliau menyerah juga. Lucunya, beliau sempat putar2 didepan gang yang menuju kerumahku. Setelah itu kita langsung berangkat, namun mampir dulu ke rumah Marlon dengan harapan siapa tau dia mau ikut tour juga. Namun ternyata dia ada kegiatan dikampus, walhasil kamipun hanya berdua pergi ke Purwodadi menunggangi Bembi (nama Jetmatic-ku).

Sempat terucap dijalan, wah bakalan diselip bus PSIS nih mas. Eh ternyata pas sampai di Karangawen hal itu benar2 terjadi. Akhirnya dengan tenaga bembi yang ada kamipun berada dibelakang bus pemain tersebut dan disemangati oleh Ajib dkk yang kebetulan duduk dibangku paling belakang. Namun berhubung tenaga bembi yang pas2an, jarak yang memisahkan kami dengan bus team pun semakin jauh. Sepanjang jalan, dengan dihibur oleh lagu campursari live dengan penyanyi TJ, kamipun terus melanjutkan perjalanan (herannya tak 1 pun ada suporter yang kami temui).

11.00 WIB, kami sudah masuk area parkir Stadion Krida Bakti Purwodadi. Warung jadi tujuan pertama kami karena kerongkongan terasa kering kerontang. Apalagi suhu di Purwodadi saat itu benar2 panas. Tampak beberapa pedagang kaos yang mremo dari Semarang sudah menggelar dagangannya. Beberapa diantaranya sudah kami kenal karena pernah kami liput buat masuk ke menu pinggir lapangan. Lucu juga melihat fakta kalo saat itu di Purwodadi, namun para pedagang itu justru membawa dagangan yang sebagian besar berwarna biru. Wah Purwodadi beraroma Semarang nih. Hal ini semakin ditegaskan dengan banyaknya pedagang makanan dan minuman yang juga mremo dari Semarang. Aku sempat bertanya dengan TJ, sebenarnya tuan rumahnya siapa sih mas ?

Selanjutnya setelah mengisi perut, kamipun beristirahat diseputaran stadion dengan lokasi pindah2, mulai dari tribun, bench pemain cadangan sampai depan loket. Tak lupa dengan spirit of narsisme khas PCSC, kamipun menyempatkan diri untuk gantian foto2 didepan stadion kebanggaan masyarakat Purwodadi ini (lumayan koq kondisinya, kata TJ sih persis kayak stadion Batang). Bembi sendiri kami titipkan dengan penjual kaos yang sudah kami kenal (maturnuwun yo mas gondrong...wah panen kie wingi).

14.30 WIB, satu per satu penonton mulai berdatangan untuk menyaksikan partai yang tidak dikarciskan ini. Dengan PD-nya berbekal ID Card kami langsung menerobos ke pinggir lapangan. Sempat sedikit intermezzo dengan Panpel dilanjut dengan reuni TJ bersama rekan2 seprofesi plus kehadiran dari ibu koordinator PCSC Semarang, yang tiba2 datang setelah diajak bos YS, selanjutnya kamipun mencari posisi yang enak untuk menyaksikan partai Persipur vs PSIS (cerita pertandingan silakan baca news dari TJ).

87 menit menanti akhirnya gol itu datang juga, sejenak lupa dengan profesi, aku dan TJ ikut berteriak dan bersorak saat KY buat gol (wah jan naluri suporter tetap gak bisa ilang). 4 menit kemudian pertandingan pun berakhir, setelah interview singkat dengan bos AG kamipun menuju parkiran. Diparkiran sempat bertemu dengan bos YS, kami berpamitan dan segera meluncur pulang ke Semarang.

Kali ini kepulangan lebih meriah lagi, ini semua karena konvoi yang dilakukan oleh kelompok suporter yang datang dari Semarang. Setelah sempat mengisi perut di angkringan khas Gubug (ngomongin makanan aku rada gelo, lha wong 2 x makan menunya selalu mengandung rasa minyak tanah). Akhirnya kamipun tiba di Semarang dengan sisa2 semangat pukul 20.08 WIB. Alhamdulillah, dengan kondisi fisik dan tunggangan yang pas2an kami bisa tiba dengan selamat di Semarang.

Lama gak tour, badan rasanya pegel2 semua. 1 botol Kratingdaeng plus 2 bungkus extrajoss tidak mempan. Malahan sekarang rada2 meriang. Kayaknya perlu sering2 tour lagi nih, biar badan jadi terbiasa. Namun yang pasti tour kemaren benar2 menyenangkan. Untuk pertama kalinya aku tour nonton bola dengan menyimpan kenang2an berupa foto. Kapan yah bisa tour lagi ?

03 January 2007

BEDA ORANG PINTER DAN ORANG BODOH

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya di bisnis.Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar.Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yangtidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah.Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkankerja.Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang Bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). Oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan,sementara itu orang pintar percaya.Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada diatas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar,walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang bekerja.Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar "meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap di berikan pekerjaan.Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hatisenang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senangdengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit. Mata orangpintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :
1. Jadi mending jadi orang pinter atau orang bodoh??
2. Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
3. Mulia mana antara orang pinter atau orang bodoh??
4. Susah mana antara orang pinter atau orang bodoh??

Kesimpulan :
a. Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.
b. Jadilah Orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
c. Kata kunci nya adalah "resiko" dan "berusaha", karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh.